Panduan Lengkap Pembayaran dalam Perusahaan Jasa yang Efisien
Memahami Siklus Pembayaran dalam Perusahaan Jasa (Service Company)
Definisi dan Alur Singkat Pembayaran Perusahaan Jasa
Dalam konteks bisnis jasa—seperti konsultan, agensi kreatif, atau firma hukum—siklus pembayaran memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari perusahaan dagang. Pembayaran dalam perusahaan jasa melibatkan penagihan dan penerimaan dana atas layanan yang telah diberikan, alih-alih penjualan barang fisik atau inventaris. Alur umumnya dimulai dari kesepakatan kontrak, penyediaan jasa, penerbitan faktur yang terperinci, hingga akhirnya penerimaan kas. Proses ini sangat bergantung pada kepercayaan klien dan ketepatan waktu dalam dokumentasi, di mana aset utama yang diperdagangkan adalah waktu dan keahlian, bukan produk berwujud.
Mengapa Pengelolaan Pembayaran yang Efisien Sangat Penting?
Pengelolaan pembayaran yang efisien adalah tulang punggung kesehatan finansial perusahaan jasa. Piutang usaha (tagihan yang belum terbayar) yang menumpuk dapat mengganggu likuiditas dan menghambat operasional. Oleh karena itu, tujuan utama artikel ini adalah memberikan kerangka kerja langkah demi langkah yang terstruktur untuk mempercepat arus kas dan meminimalkan risiko piutang tak tertagih (bad debts). Dengan menerapkan sistem yang kokoh, perusahaan jasa tidak hanya memastikan pemasukan yang stabil tetapi juga memperkuat reputasi profesionalisme dan keandalan di mata klien.
Pilar Utama Kepercayaan Klien dan Otoritas Industri (The Trust Pillars)
Di sektor jasa, aset terbesar sebuah perusahaan adalah reputasi dan tingkat kepercayaan klien. Proses pembayaran dalam perusahaan jasa adalah interaksi pasca-layanan yang krusial; transparansi dan kecepatan proses penagihan yang efisien akan memengaruhi secara langsung persepsi klien terhadap profesionalisme dan integritas merek Anda. Siklus pembayaran yang mulus menunjukkan bahwa perusahaan Anda memiliki kendali operasional dan menghargai waktu klien. Sebaliknya, faktur yang membingungkan atau keterlambatan penagihan dapat merusak kredibilitas yang telah dibangun.
Pengalaman: Menunjukkan Rekam Jejak Pelayanan Jasa yang Andal
Keandalan dalam siklus pembayaran adalah cerminan dari pengalaman operasional sebuah perusahaan. Untuk membangun keyakinan klien terhadap sistem penagihan, perusahaan perlu menunjukkan rekam jejak yang solid.
Misalnya, sebuah firma konsultasi yang mengadopsi standar penagihan Net 14 berhasil mempertahankan tingkat kepuasan penagihan 98% dan mengurangi rata-rata Days Sales Outstanding (DSO) dari 45 hari menjadi 20 hari dalam satu kuartal. Ini adalah bukti konkret bahwa bukan hanya layanan, tetapi juga proses administrasi keuangan, dilakukan dengan presisi tinggi. Dengan menyoroti studi kasus singkat atau testimoni klien yang memuji tidak hanya kualitas layanan tetapi juga kecepatan dan akurasi faktur yang diterima, perusahaan secara efektif memvalidasi keandalan sistem pembayarannya.
Keahlian: Memperkuat Kualitas Jasa Melalui Sertifikasi dan Spesialisasi
Meningkatkan keahlian dalam penanganan keuangan bukan hanya tentang akuntansi yang baik, tetapi juga profesionalisme dalam berinteraksi dengan klien. Mengintegrasikan teknologi akuntansi modern adalah langkah penting dalam proses ini. Penggunaan platform terkemuka seperti Xero atau Accurate Online untuk faktur dan rekonsiliasi secara signifikan meningkatkan profesionalisme dan keandalan sistem pembayaran.
Sistem yang terintegrasi memastikan bahwa setiap faktur dihasilkan secara otomatis, bebas dari kesalahan manual, dan terkirim ke klien pada waktu yang tepat. Keahlian teknis dalam sistem ini memastikan bahwa semua perhitungan, termasuk pajak dan diskon, adalah akurat, menghilangkan potensi sengketa dan menumbuhkan rasa percaya bahwa perusahaan Anda memiliki kontrol penuh atas manajemen keuangannya.
Otoritas: Pengakuan Pasar dan Bukti Kepemimpinan Industri
Otoritas perusahaan dalam industri jasa dipertaruhkan setiap kali faktur dikeluarkan. Otoritas ini dibangun melalui pengakuan pasar dan kepemimpinan industri yang mengadopsi praktik terbaik, termasuk dalam pengelolaan siklus pembayaran.
Sebuah perusahaan yang mampu menunjukkan bahwa sistem penagihannya mematuhi standar audit independen atau mengikuti pedoman ketat yang dikeluarkan oleh asosiasi industri (seperti IAI di Indonesia) mengirimkan pesan yang kuat kepada klien: bahwa mereka berada di bawah pengelolaan yang bertanggung jawab dan kredibel. Transparansi dan kepatuhan yang ketat ini menjadi bukti otoritas perusahaan, meyakinkan klien bahwa dana yang mereka bayarkan akan dicatat dan dikelola sesuai dengan regulasi terbaik, menjadikannya mitra bisnis yang dapat diandalkan dalam jangka panjang.
Tahapan Kritis dalam Siklus Akuntansi Penerimaan Kas Perusahaan Jasa
Siklus pembayaran yang efisien pada perusahaan jasa bukanlah sekadar aktivitas administrasi, melainkan inti dari kesehatan keuangan. Setiap langkah harus dikelola dengan presisi untuk memastikan waktu dan jumlah pendapatan diakui dengan benar, yang sangat penting untuk memberikan laporan keuangan yang akurat dan dapat diandalkan. Tiga tahapan berikut merupakan pondasi dari sistem penerimaan kas yang terstruktur.
Langkah 1: Kontrak Layanan dan Penetapan Syarat Pembayaran
Kesepakatan awal adalah fondasi yang menghilangkan potensi perselisihan di masa depan. Syarat pembayaran harus disepakati di muka oleh kedua belah pihak sebelum layanan dimulai. Kesepakatan ini, baik itu termin Net 30 (pembayaran dalam 30 hari), termin 14 hari, atau pembayaran bertahap sesuai progres proyek, wajib dicantumkan secara eksplisit dalam kontrak layanan dan diulang pada setiap faktur. Kerangka kerja yang jelas ini memastikan bahwa setiap pihak memahami kewajiban keuangan mereka, sehingga meningkatkan transparansi dan profesionalisme. Kesalahan dalam tahap ini dapat secara langsung menyebabkan keterlambatan pembayaran dan mengganggu proyeksi arus kas.
Langkah 2: Proses Penagihan (Billing) Tepat Waktu dan Akurat
Proses penagihan adalah titik kontak kritis antara perusahaan jasa dan klien. Faktur yang dikeluarkan harus menjadi dokumen yang profesional, akurat, dan mudah dipahami. Faktur tersebut harus mencakup deskripsi layanan yang detail—seperti jumlah jam kerja, daftar hasil kerja (deliverables), dan biaya terkait—serta tenggat waktu pembayaran yang telah disepakati. Penyajian faktur dalam format yang terstruktur dan mudah dibaca meminimalkan kebingungan klien, yang pada gilirannya mempercepat keputusan pembayaran.
Penggunaan sistem penagihan otomatis yang terintegrasi (misalnya, dengan perangkat lunak akuntansi populer) menjamin bahwa faktur dikirim tepat waktu segera setelah tonggak proyek tercapai atau layanan selesai. Akurasi dalam penagihan merupakan bukti keahlian operasional perusahaan dan meminimalkan alasan klien untuk menunda pembayaran karena adanya koreksi.
Langkah 3: Pencatatan dan Pengakuan Pendapatan Jasa
Tahap terakhir, yaitu pencatatan dan pengakuan pendapatan, memerlukan pemahaman yang mendalam tentang standar akuntansi. Berdasarkan standar akuntansi Indonesia, yaitu PSAK, khususnya yang relevan dengan pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan (PSAK 72), pendapatan jasa harus diakui ketika kewajiban kinerja telah terpenuhi.
Untuk layanan berbasis proyek, praktik umum melibatkan penggunaan metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion method), di mana pendapatan diakui seiring dengan kemajuan proyek, atau metode cost-to-cost. Penggunaan metode yang konsisten dan sesuai standar ini penting untuk memastikan keandalan (Reliability) laporan keuangan. Sebagai contoh, jika sebuah proyek dinilai 50% selesai, maka 50% dari total pendapatan jasa diakui, meskipun uang tunai belum diterima. Ketepatan dalam pengakuan pendapatan adalah cerminan dari kepatuhan dan kompetensi teknis tim keuangan Anda.
Strategi Optimalisasi Arus Kas (Cash Flow) Melalui Percepatan Pembayaran
Pengelolaan arus kas adalah jantung finansial sebuah perusahaan jasa. Strategi yang agresif dan terstruktur untuk mempercepat penerimaan pembayaran dapat secara drastis meningkatkan likuiditas, memungkinkan investasi yang lebih cepat, dan mengurangi ketergantungan pada utang. Percepatan pembayaran adalah upaya kolaboratif yang memerlukan transparansi dan pendekatan yang berorientasi pada klien.
Menggunakan Insentif Pembayaran Dini (Early Payment Discounts)
Salah satu cara paling efektif untuk memangkas waktu Days Sales Outstanding (DSO) adalah dengan menawarkan insentif pembayaran dini. Skema diskon ini memberikan motivasi finansial yang jelas bagi klien untuk melunasi tagihan mereka lebih cepat dari tenggat waktu normal.
Diskon yang umum digunakan adalah $2/10$ Net 30. Format ini berarti klien dapat mengambil diskon $2%$ dari total tagihan jika mereka membayar dalam 10 hari, jika tidak, jumlah penuh (Net) harus dibayar dalam 30 hari. Strategi ini terbukti secara signifikan mengurangi masa perputaran piutang karena insentif $2%$ seringkali lebih menarik bagi klien daripada suku bunga yang harus mereka bayar untuk menunda pembayaran. Sebagai bukti kredibilitas finansial, perusahaan yang rutin menerapkan diskon pembayaran dini menunjukkan kontrol yang kuat atas keuangannya, yang pada gilirannya membangun reputasi merek yang andal di mata klien dan pemasok.
Otomatisasi Pengiriman Faktur dan Pengingat Pembayaran (Reminder Automation)
Keterlambatan pembayaran seringkali bukan karena niat buruk klien, melainkan karena kelalaian atau lambatnya proses internal mereka. Otomatisasi adalah solusi utama untuk masalah ini.
Sistem otomatisasi modern harus memastikan pengiriman faktur segera setelah layanan selesai atau pada titik penagihan yang disepakati. Lebih penting lagi, sistem ini harus diatur untuk mengirimkan pengingat yang sopan (soft reminders) pada titik-titik kritis: beberapa hari sebelum tanggal jatuh tempo (sebagai upaya pencegahan) dan segera setelah melewati tanggal jatuh tempo. Pendekatan ini harus seimbang; tujuannya adalah memfasilitasi pembayaran, bukan mengancam. Dengan demikian, perusahaan mempertahankan hubungan baik dengan klien sambil tetap memastikan pembayaran tepat waktu. Penggunaan teknologi yang terintegrasi untuk proses ini menunjukkan keahlian operasional, sebuah pilar kepercayaan dalam transaksi bisnis.
Penanganan Piutang Tak Tertagih (Bad Debts) Secara Proaktif
Meskipun perusahaan telah menerapkan strategi pencegahan yang kuat, piutang tak tertagih (bad debts) adalah risiko yang tidak dapat dihindari dalam industri jasa. Namun, kuncinya adalah penanganan yang proaktif dan bukan reaktif.
Berdasarkan laporan dari berbagai asosiasi industri jasa, tingkat piutang tak tertagih rata-rata seringkali berada di kisaran $1-3%$ dari total pendapatan, tetapi ini dapat jauh lebih tinggi pada sektor-sektor berisiko tinggi. Praktik terbaik menyarankan agar piutang di atas 60 atau 90 hari segera ditindaklanjuti dengan langkah-langkah eskalasi yang jelas, seperti panggilan telepon langsung atau surat resmi dari manajemen senior. Dengan membandingkan tingkat piutang tak tertagih perusahaan Anda dengan rata-rata industri, Anda dapat mengukur kesehatan praktik penagihan Anda dan memberikan bukti pengalaman dan otoritas di bidang manajemen keuangan. Memiliki prosedur yang terdokumentasi dengan baik untuk penyisihan piutang tak tertagih dan eskalasi kasus membantu perusahaan mempertahankan posisi keuangan yang stabil dan meminimalkan kerugian tak terduga.
Peran Teknologi dalam Transformasi Proses Pembayaran Digital
Di era digital saat ini, teknologi bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan tulang punggung bagi perusahaan jasa yang ingin mencapai efisiensi maksimal dalam siklus pembayaran. Implementasi solusi digital yang tepat dapat secara radikal mengurangi waktu tunggu pembayaran, meminimalkan kesalahan manusiawi, dan yang terpenting, membangun kepercayaan klien melalui transparansi dan kecepatan transaksi.
Integrasi Sistem Akuntansi dan Manajemen Proyek
Langkah pertama dalam digitalisasi pembayaran adalah memastikan adanya komunikasi yang lancar antara sistem akuntansi Anda dengan alat manajemen proyek atau waktu (time tracking) yang digunakan. Ketika proses penagihan diotomatisasi, gateway pembayaran yang terintegrasi (misalnya, untuk kartu kredit, transfer bank instan, atau e-wallet) menjadi kunci untuk mempercepat transaksi. Dengan integrasi ini, faktur dapat dibuat secara otomatis berdasarkan data proyek yang disetujui atau jam kerja yang tercatat, dan klien dapat langsung melakukan pembayaran melalui link yang tersedia pada faktur tersebut. Hal ini tidak hanya mempercepat aliran kas, tetapi juga menyederhanakan proses rekonsiliasi yang sering kali memakan waktu berjam-jam secara manual.
Penerapan Metode Pembayaran Digital dan Multichannel
Menyediakan berbagai opsi pembayaran digital adalah hal yang wajib. Klien menghargai kemudahan dan fleksibilitas. Dengan menerapkan solusi multichannel—memungkinkan pembayaran melalui transfer bank virtual, kartu kredit, hingga dompet digital—perusahaan secara signifikan meningkatkan peluang pembayaran tepat waktu.
Untuk membangun kepercayaan digital yang kuat, perusahaan jasa harus secara terbuka menunjukkan komitmen terhadap keamanan data klien. Sebagai contoh, praktik terbaik menyarankan penggunaan enkripsi data tingkat lanjut (seperti AES-256) dan kepatuhan terhadap standar keamanan informasi global seperti ISO 27001. Dengan mematuhi standar ini, Anda meyakinkan klien bahwa data finansial mereka ditangani dengan integritas tertinggi, sehingga memicu lebih banyak transaksi elektronik yang cepat dan aman.
Analisis Data Pembayaran untuk Prediksi Arus Kas
Salah satu manfaat terbesar dari sistem pembayaran digital yang terintegrasi adalah kemampuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang detail dan real-time. Di antara laporan-laporan ini, Laporan Aging Schedule Piutang adalah alat yang sangat vital. Laporan ini mengklasifikasikan piutang berdasarkan lamanya tunggakan, yang memungkinkan tim keuangan mengidentifikasi akun-akun yang berisiko sebelum masalahnya menjadi terlambat.
Dengan data akurat di tangan, perusahaan dapat melampaui sekadar pelacakan. Analisis data pembayaran historis memungkinkan perusahaan untuk memprediksi arus kas (cash flow) di masa depan dengan tingkat akurasi yang jauh lebih tinggi. Misalnya, jika data menunjukkan bahwa 80% klien membayar dalam 7 hari setelah pengiriman faktur dengan diskon, ini menjadi insight berharga untuk perencanaan anggaran dan modal kerja. Kemampuan prediksi ini adalah tanda keahlian manajerial yang membedakan perusahaan yang dikelola dengan baik dari kompetitornya.
Kepatuhan dan Risiko Hukum dalam Transaksi Pembayaran Jasa
Mengelola siklus pembayaran jasa tidak hanya berfokus pada kecepatan penerimaan kas, tetapi juga pada kepatuhan terhadap regulasi hukum dan perpajakan yang berlaku. Kepatuhan yang ketat adalah fondasi penting untuk mempertahankan kredibilitas dan meminimalkan risiko denda atau tuntutan hukum, yang sangat penting untuk membangun kepercayaan klien dan otoritas pasar perusahaan. Ketidakpatuhan sekecil apa pun dalam penerbitan dokumen hukum dapat merusak reputasi dan memicu sanksi finansial yang signifikan.
Peraturan Perpajakan Terkait PPN Jasa dan PPh Pasal 23
Setiap perusahaan jasa di Indonesia wajib memahami dan mematuhi aturan perpajakan terkait. Kewajiban hukum utama yang harus dipenuhi adalah memastikan bahwa faktur pajak yang terkait dengan PPN Jasa (Pajak Pertambahan Nilai) diterbitkan dengan benar, lengkap, dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Kegagalan dalam penerbitan faktur pajak dapat dikenakan denda dan dapat menghambat hak klien untuk mengkreditkan PPN Masukan, yang pada akhirnya dapat merusak hubungan bisnis.
Selain PPN, perusahaan jasa juga harus memperhatikan PPh Pasal 23 (Pajak Penghasilan Pasal 23). Jenis jasa tertentu—seperti jasa manajemen, jasa konsultan, atau jasa teknik—dapat dikenakan PPh Pasal 23. Dalam skenario ini, klien (sebagai pemberi penghasilan) berkewajiban untuk memotong pajak (PPh 23) dari pembayaran yang mereka lakukan, yang kemudian harus disetorkan ke kas negara. Perusahaan jasa wajib menerima bukti potong tersebut sebagai kredit pajak. Ketaatan dalam pelaporan dan pemotongan pajak ini adalah cerminan dari profesionalisme dan akuntabilitas perusahaan.
Aspek Hukum Kontrak dan Sanksi Keterlambatan Pembayaran
Siklus pembayaran yang efisien dimulai dari kontrak yang kokoh. Untuk memperkuat sistem pembayaran, Anda harus merujuk pada hukum perdata Indonesia, khususnya yang mengatur tentang perjanjian dan perikatan, seperti yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Kontrak layanan harus secara eksplisit mencantumkan syarat-syarat pembayaran, termasuk tenggat waktu (misalnya, Net 30), total biaya, dan, yang paling penting, klausul mengenai sanksi keterlambatan pembayaran.
Klausul denda atau bunga keterlambatan harus dirumuskan secara sah dan wajar. Misalnya, kontrak harus menyatakan besaran denda (persentase tertentu per hari atau bulan) yang akan dikenakan setelah melewati tanggal jatuh tempo. Penggunaan klausul ini berfungsi sebagai pencegah dan dapat memberikan dasar hukum yang kuat jika perusahaan perlu melakukan penagihan secara paksa di kemudian hari. Dengan merancang kontrak yang jelas dan mengikat secara hukum, perusahaan menunjukkan keahlian dan otoritas dalam mengelola transaksinya, memberikan kepastian bagi kedua belah pihak.
Prosedur Penyelesaian Sengketa dan Penanganan Pembatalan Layanan
Meskipun kontrak sudah jelas, sengketa pembayaran (misalnya, klien tidak setuju dengan jumlah tagihan atau kualitas layanan) dan pembatalan layanan dapat terjadi. Untuk melindungi perusahaan dari kerugian tak terduga dan litigasi yang memakan biaya, memiliki prosedur yang jelas untuk penyelesaian sengketa (dispute resolution) adalah hal yang esensial. Prosedur ini harus mencakup tahapan negosiasi, mediasi, atau bahkan arbitrase sebelum menempuh jalur pengadilan.
Demikian pula, kebijakan penanganan pembatalan layanan harus didefinisikan dengan detail di awal kontrak. Ini mencakup bagaimana biaya yang sudah timbul akan dihitung, apakah ada biaya pembatalan, dan bagaimana pengembalian dana (jika ada) akan diproses. Transparansi dan kepastian hukum dalam mekanisme penyelesaian sengketa dan pembatalan bukan hanya tentang memitigasi risiko, tetapi juga tentang membangun pengalaman klien yang positif, bahkan dalam situasi yang sulit. Dokumen-dokumen ini, didukung oleh nasihat hukum, mencerminkan tingkat pengalaman perusahaan yang matang.
Pertanyaan Umum Mengenai Penagihan dan Pembayaran Perusahaan Jasa
Q1. Berapa lama waktu rata-rata yang ideal untuk pembayaran jasa (Days Sales Outstanding)?
Waktu rata-rata yang dibutuhkan perusahaan untuk mengumpulkan pembayaran setelah penjualan kredit dilakukan dikenal sebagai Days Sales Outstanding (DSO). Ini adalah metrik vital untuk mengukur efisiensi siklus pembayaran dan dampaknya pada arus kas. Idealnya, DSO harus dijaga di bawah 30 hari. Namun, untuk perusahaan jasa yang unggul dan memiliki sistem penagihan yang optimal, target yang lebih agresif adalah antara 15 hingga 20 hari.
Untuk mencapai DSO yang rendah ini, perusahaan tidak hanya mengandalkan ketepatan waktu faktur, tetapi juga harus proaktif dalam menawarkan insentif pembayaran dini (seperti diskon 2/10 Net 30) dan sepenuhnya mengotomatisasi pengiriman pengingat pembayaran. Menurut data dari asosiasi akuntansi profesional, perusahaan yang berhasil menerapkan strategi ini memiliki arus kas yang jauh lebih stabil dan mengurangi risiko likuiditas secara signifikan.
Q2. Apa perbedaan utama penagihan pada perusahaan jasa dan dagang?
Perbedaan mendasar antara penagihan di perusahaan jasa dan perusahaan dagang terletak pada objek yang ditagih dan metode pengakuan pendapatannya.
-
Objek Penagihan:
- Perusahaan Dagang: Menagih atas penjualan barang fisik (inventaris) yang dapat disentuh dan dihitung. Penagihan terjadi saat barang diserahkan atau dikirim.
- Perusahaan Jasa: Menagih atas nilai layanan yang tidak berwujud, seperti waktu yang dihabiskan (berbasis jam kerja), keahlian, atau kemajuan penyelesaian proyek.
-
Pengakuan Pendapatan:
- Pada perusahaan dagang, pengakuan pendapatan umumnya terjadi pada titik penjualan.
- Pada perusahaan jasa, pendapatan sering diakui berdasarkan kemajuan proyek (misalnya, percentage-of-completion method) atau setelah layanan selesai sepenuhnya. Oleh karena itu, faktur perusahaan jasa harus sangat detail, merinci waktu, tenaga kerja, dan pencapaian proyek yang mendukung klaim pembayaran. Kualitas deskripsi ini menjadi kunci dalam memvalidasi keandalan dan pengalaman perusahaan di mata klien.
Kesimpulan: Membangun Sistem Pembayaran Perusahaan Jasa yang Kokoh
Tiga Pilar Aksi untuk Mengoptimalkan Arus Kas
Siklus pembayaran dalam perusahaan jasa adalah urat nadi kesehatan finansial. Pengelolaan pembayaran yang unggul bersandar pada tiga pilar utama yang saling mendukung: kontrak yang jelas, faktur yang otomatis, dan kepatuhan yang ketat. Kontrak yang terperinci di awal memastikan tidak ada ambiguitas mengenai layanan, biaya, dan tenggat waktu, yang menjadi fondasi profesionalisme. Faktur yang dibuat dan dikirim secara otomatis mempercepat proses penagihan, meminimalkan kesalahan manual, dan memastikan pengingat dikirim tepat waktu. Terakhir, kepatuhan yang ketat terhadap standar akuntansi (misalnya, PSAK) dan peraturan perpajakan (PPN dan PPh) menjamin integritas data keuangan dan membangun rekam jejak yang kredibel dan terpercaya di mata regulator dan klien.
Langkah Berikutnya Menuju Keunggulan Keuangan
Untuk meraih keunggulan keuangan dan mempercepat arus kas, perusahaan jasa harus mengambil tindakan nyata. Segera tinjau ulang semua syarat pembayaran standar Anda. Pastikan termin pembayaran (misalnya, Net 14 atau Net 30) serta insentif diskon pembayaran dini (jika ada) tercantum jelas dan mengikat dalam semua kontrak baru. Kedua, berinvestasi dalam sistem akuntansi otomatis yang terintegrasi, yang tidak hanya mengelola faktur tetapi juga menghasilkan laporan Aging Schedule Piutang secara real-time. Langkah ini sangat penting untuk meningkatkan transparansi faktur dan proses penagihan Anda, yang pada gilirannya akan mengurangi Days Sales Outstanding (DSO) dan meminimalkan piutang tak tertagih.